Liputan24.com,Medan- Status Danau Toba sebagai Global Geopark terindikasi terkena kartu kuning atau warning dari UNESCO sempat mengagetkan banyak pihak tak terkecuali dengan anggota DPD RI M. Nuh yang langsung menginisiasi diadakannya Focus Group Discussion (FGD) tentang status Danau Toba sebagai Global Geo Park.
Danau Toba adalah anugerah Ilahi yang wajib kita kelola dengan baik, kedepannya akan kita wariskan ke anak cucu dan membuat mereka bangga. Focus Group Discusion ini bagian dari edukasi kita kepada publik agar lebih peduli terhadap kondisi Danau Toba terkini jelas Nuh dalam sambutannya.
Penyelenggara FGD yang digelar di Sekretariat DPD RI Sumatera Utara, Jalan Gajah Mada pada Rabu (11/10/2024) di dukung Kepala Kantor DPD RI Provinsi Sumatera Utara Dr.Hj Anita Jaya, mengundang beberapa orang yang berkompeten untuk membahas permasalahan ini seperti Bu Maika Ritonga dari Dinas Pariwisata Sumatera Utara, Ahmad Hadian Anggota DPRD Sumatera Utara, Onrizal akademisi Universitas Sumatera Utara (USU) dan Panut HadiSiswoyo ketua Forum Kehuatanan Daerah Sumatera Utara.
Maike Ritonga perwakilan Dinas Pariwisata Sumatera Utara dalam pemaparannya mengatakan kita harus bersinergi untuk memperbaiki status Kartu kuning atau warning yang dialamatkan ke Danau Toba. "Sinergi semua pihak diharapkan akan merubah status Global Geopark Danau Toba Menjadi Green Card atau baik" jelasnya.
Sedangkan pemateri lainnya Ahmad Hadian anggota DPRD Sumatera Utara mengajak para peserta FGD yang hadir untuk menjadikan yellow card ini kita sebagai penyemangat untuk terus berbenah. Kalau kita kelola dengan sangat baik pariwisata ini khususnya Danau Toba maka APBD kita akan lebih besar daripada yang ada sekarang hanya 14 triliun lalu Ahmad Hadian mencontohkan Provinsi Jawa Barat dan Bali yang sumber pemasukan APBD terbesarnya berasal dari sektor pariwisata.
Pembicara lainnya Onrizal akademisi dari USU mengatakan Global Geopark Danau Toba dalam pengeloalannya harus holistik atau menyeluruh. Lalu Onrizal membandingkan pengelolaan global geopark Danau Toba dengan Global Geopark Langkawi, Malaysia yang sudah mampu membuat masyarakatnya sejahtera ungkapnya.
Panut Hadisiswoyo ketua Forum Kehutanan Daerah Sumatera Utara mengatakan Danau Toba adalah beyond tourism atau bahasa sederhananya danau toba bukan hanya tentang pariwisata saja tapi lebih dari itu aspek sosial dan lingkungannya juga harus diperhatikan.
Peserta yang hadir pada FGD kali ini berasal dari Ormas dan LSM juga dihadiri Abdul Aziz dari Yayasan Komunitas Siaga Bencana (KOGANA) Sumatera Utara, Joko Imawan Ketua PW. Pemuda Persis yang konsern akan kemajuan Pariwista dan lingkungan yang ada di Sumatera Utara. (Agm/Ah)