Jurnalis24.com,Deli Serdang-Bagaikan sebuah mutiara yang unik dan langka, Maulid Diba' sangat jarang terdengar diamalkan di Sumatera Utara khususnya di Tanah Deli.
Demikian diungkapan Seripaduka Baginda Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjitji Perkasa Alam Shah, Pemangku Adat Kesultanan Deli (Sultan Deli ke-XIV) pada kesempatan Maulid Diba' yang selalu diamalkan secara rutin oleh jama'ah Majelis Sholawat Ahlul Kirom di setiap Selasa malam Rabu, yang digelar di Markaz Majelis Sholawat Ahlul Kirom di Jalan Bintang Terang Gg. Bintang Desa Muliorejo Kecamatan Sunggal Kabupaten Deli Serdang (03/10/2023).
"Terima kasih kepada Pengasuh dan Pembina Majelis Sholawat Ahlul Kirom telah mengundang kami dari Kesultanan Deli.
Memang agak jarang di Tanah Deli, karena sangat unik dan langka, saya gak usah diundang (kegiatan Maulid Diba'), saya yang datang ke Majelis Sholawat Ahlul Kirom", tutur Sultan Deli XIV Tuanku Sultan Mahmud Aria Lamantjitji saat diminta Pengasuh Majelis Sholawat Ahlul Kirom untuk memberikan pencerahan kepada jama'ah yang hadir.
"Saya sangat senang sekali ada Maulid Diba', karena Maulid Diba' ini adalah mutiara, sangat jarang di Tanah Sumatera Utara", ungkap putra Sultan Otteman III Mahmud Ma'amun Padrap Perkasa Alam Shah.
Diterangkan Sultan Deli yang akrab disapa Tuanku Aji, Maulid Diba' ini sungguh luar biasa. Seperti yang dikatakan Ulama-Ulama terdahulu, kalau di setiap pembacaan Maulid Rasulullah SAW hadir pada saat Mahalul Qiyam. Namun di kegiatan Maulid Diba', Rasulullah SAW hadir dari sejak awal hingga akhir.
Lebih lanjut Sultan Deli termuda dalam sejarah ini, mengisahkan pengalamannya semasa menuntut ilmu di Universitas Diponegoro, Semarang, Jawa Tengah saat melaksanakan Kuliah Kerja Nyata (KKN) di Kabupaten Batang, suatu waktu pernah melihat foto Maulana Habib Luthfie bin Ali bin Yahya di salah satu rumah warga.
Sultan yang naik tahta saat masih berusia 8 tahun ini, merasa kagum dengan hal yang disebutkan warga Kabupaten Batang tersebut tentang ketokohan kharismatik Habib asal Pekalongan tersebut dan sangat berhasrat untuk dapat bertemu dan berguru kepadanya.
"Saya bertanya kepada Abah (Habib Luthfi bin Yahya), apa amalan yang utama, jawaban Abah perbanyak sholawat", ujar Tuanku Aji saat ketika beliau sowan kepada Habib yang juga Rais Aam Jam'iyyah Ahlith Thariqah al-Mu'tabarah An-Nahdliyyah (JATMAN).
Meneruskan pesan Habib Luthfi bin Yahya yang terpilih menjadi Ketua Majelis Sufi Dunia pada Konferensi Ulama Sufi Internasional di Pekalongan tahun 2019, agar kita Bangsa Indonesia jangan mau diadu domba, dan jangan mudah dipecah belah.
"Saya berharap Maulid Diba' tetap terus berkumandang di Sumatera Utara dan Tanah Deli. Kami dari Kesultanan Deli ingin mengundang jama'ah Majelis Sholawat Ahlul Kirom untuk melaksanakan Maulid Diba' di Kesultanan Deli", harap Sultan Mahmud.
"Saya sangat senang, dan saya ingin (Maulid Diba') dapat dilaksanakan di Istana Maimun", tutupnya.
Sementara itu Pengasuh Majelis Sholawat Ahlul Kirom KH Akhmad Khambali yang didampingi Pembina Kyai Muhtarom , dan sesepuh jama'ah Haji Irwansyah, mewakili seluruh jama'ah menyatakan sangat berterimakasih dan berbahagia atas kehadiran Sultan Deli Tuanku Mahmud Aria Lamantjitji dan Tengku Paduka Raja Kejuruan Percut Tengku Ricky Awaluddin, membersamai kegiatan pembacaan Maulid Diba' bersama Majelis Sholawat Ahlul Kirom.
"Kita sangat berbahagia malam ini kehadiran Raja Tanah Deli di Majelis Sholawat Ahlul Kirom untuk Sholawatan dan membaca Maulid Diba' bersama kita, di usia yang genap 2 tahun, sepertinya ini menjadi nyambung dengan slogan kita "Mengetuk Pintu Langit, Membumikan Sholawat di Tanah Deli", ujar Kyai Akhmad Khambali.
Dijelaskan Kyai Khambali bahwa Maulid Diba' sering dibacakan saat memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW. Maulid Diba'i ini merupakan kumpulan sholawat yang berisi tentang perjalanan Rasulullah SAW berupa syair-syair pujian serta sanjungan kepada Nabi Muhammad SAW yang disusun oleh Syeikh Abdurrahman Ad-Diba'i.
Menurut Kyai Khambali yang juga Pengurus Harian BPET MUI Pusat, bahwa di dalam membaca Maulid Diba' juga terdapat keberkahan.
Bacaan Maulid Diba', sambung Kyai Khambali, juga menjadi media untuk mengingat dan meneladani Rasulullah SAW pada masa hidupnya.
"Dalam kitab at-Ta'rîf bil Maulid disebutkan yang artinya: “Maulid (ini), di dalamnya terdapat rahasia yang agung, (dengan membacanya) akan mendapatkan pemahaman-pemahaman baru (tentang Rasulullah saw)”, pungkas Kyai Khambali menutup penjelasan.
(Agm/Ah)